"Hai
orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, Niscaya dia
akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu" (QS. Muhammad:7) Pada masa
sekarang ini, di mana situasi dan kondisi umat semakin mengalami keterpurukan,
kebobrokan moral terjadi di mana-mana, nilai-nilai kebenaran sudah bukan
sumber ketaatan, bahkan sisi-sisi nilai kemanusiaan sudah tidak dihiraukan
lagi, di sinilah peran para penyeru kebenaran, pengingat pada kebaikan,
dan penggerak ke arah yang lebih baik menjadi sangat dibutuhkan.
Di tengah kebanyakan orang sibuk dengan kesibukan mereka masing-masing, kesibukan yang jauh dari orientasi Ilahi, para penyeru kebaikan haruslah mampu dan senantiasa berusaha terus-menerus untuk memperjuangkan kebenaran dan menegakkan keadilan. Selalu mengusahakannya setiap saat, di manapun, dan bagaimanapun kondisinya saat itu.
Penyeru kepada kebaikan adalah mereka para aktivis dakwah yang selalu menghiasi hari-hari mereka dengan usaha-usaha nyata, yang dilandasi dengan pemikiran dan pertimbangan yang matang, demi tercapainya kebenaran syariat di setiap segmen kehidupan. Mereka adalah para aktivis yang berlomba dengan waktu, untuk mengukir prestasi di setiap lini kehidupan mereka.mereka para aktivis dakwah yang selalu menghiasi hari-hari mereka dengan usaha-usaha nyata, yang dilandasi dengan pemikiran dan pertimbangan yang matang, demi tercapainya kebenaran syariat di setiap segmen kehidupan. Mereka adalah para aktivis yang berlomba dengan waktu, untuk mengukir prestasi di setiap lini kehidupan mereka.Kalau melihat kondisi di kampus kita tercinta ini, dimana para aktivis penuh dengan segudang kesibukan, jangankan kesibukan perkuliahan, yang merupakan tujuan utama masuk ke Politeknik, yang jelas-jelas sarat dengan setumpuk tugas, makalah, kuis, dll, pekerjaan di organisasi saja sudah cukup memakan banyak waktu, tenaga, dan pikiran. Tetapi memang begitulah adanya, sekilas memang terasa berat dan penuh dengan pengorbanan, akan tetapi di situlah sebenarnya lahan seorang aktivis untuk berprestasi, untuk mengaktualisasikan diri mereka masing-masing, dalam usaha memberikankontribusi terbaik, untuk umat ini.
Di tengah kebanyakan orang sibuk dengan kesibukan mereka masing-masing, kesibukan yang jauh dari orientasi Ilahi, para penyeru kebaikan haruslah mampu dan senantiasa berusaha terus-menerus untuk memperjuangkan kebenaran dan menegakkan keadilan. Selalu mengusahakannya setiap saat, di manapun, dan bagaimanapun kondisinya saat itu.
Penyeru kepada kebaikan adalah mereka para aktivis dakwah yang selalu menghiasi hari-hari mereka dengan usaha-usaha nyata, yang dilandasi dengan pemikiran dan pertimbangan yang matang, demi tercapainya kebenaran syariat di setiap segmen kehidupan. Mereka adalah para aktivis yang berlomba dengan waktu, untuk mengukir prestasi di setiap lini kehidupan mereka.mereka para aktivis dakwah yang selalu menghiasi hari-hari mereka dengan usaha-usaha nyata, yang dilandasi dengan pemikiran dan pertimbangan yang matang, demi tercapainya kebenaran syariat di setiap segmen kehidupan. Mereka adalah para aktivis yang berlomba dengan waktu, untuk mengukir prestasi di setiap lini kehidupan mereka.Kalau melihat kondisi di kampus kita tercinta ini, dimana para aktivis penuh dengan segudang kesibukan, jangankan kesibukan perkuliahan, yang merupakan tujuan utama masuk ke Politeknik, yang jelas-jelas sarat dengan setumpuk tugas, makalah, kuis, dll, pekerjaan di organisasi saja sudah cukup memakan banyak waktu, tenaga, dan pikiran. Tetapi memang begitulah adanya, sekilas memang terasa berat dan penuh dengan pengorbanan, akan tetapi di situlah sebenarnya lahan seorang aktivis untuk berprestasi, untuk mengaktualisasikan diri mereka masing-masing, dalam usaha memberikankontribusi terbaik, untuk umat ini.
Tidak
salah memang, pernyataan HM. Anis Matta. Lc, salah seorang cendekiawan
muslim Indonesia, beliau menyatakan bahwa pekerjaan-pekerjaan besar dalam
sejarah hanya dapat diselesaikan oleh mereka yang mempunyai naluri kepahlawanan.
Tantangan-tantangan besar dalam sejarah hanya dapat dijawab oleh mereka
yang mempunyai naluri kepahlawanan, mereka adalah para aktivis yang selalu
menyiapkan diri di kondisi yang paling sulit, dengan setumpuk beban yang
sangat berat sekalipun.
Akan
tetapi kita semua pun sadar, bukanlah alam dunia kalau dia tidak normal,
begitu pula dengan para aktivis kita. Di tengah kondisi yang selalu bergerak
dengan dinamis, ternyata ada saja yang kewalahan atau sudah terlanjur
merasa kecapaian. Dengan berbagai situasi yang tercipta, ada saja di antara
para aktivis kita yang mulai mengendorkan tangan di tengah proses yang
terus berjalan ini, bahkan di sekian mereka, ada benar-benar melepaskan
diri dari jalan ini.Akan tetapi kita semua pun sadar, bukanlah alam dunia
kalau dia tidak normal, begitu pula dengan para aktivis kita. Di tengah
kondisi yang selalu bergerak dengan dinamis, ternyata ada saja yang kewalahan
atau sudah terlanjur merasa kecapaian. Dengan berbagai situasi yang tercipta,
ada saja di antara para aktivis kita yang mulai mengendorkan tangan di
tengah proses yang terus berjalan ini, bahkan di sekian mereka, ada benar-benar
melepaskan diri dari jalan ini.Akan tetapi kita semua pun sadar, bukanlah
alam dunia kalau dia tidak normal, begitu pula dengan para aktivis kita.
Di tengah kondisi yang selalu bergerak dengan dinamis, ternyata ada saja
yang kewalahan atau sudah terlanjur merasa kecapaian. Dengan berbagai
situasi yang tercipta, ada saja di antara para aktivis kita yang mulai
mengendorkan tangan di tengah proses yang terus berjalan ini, bahkan di
sekian mereka, ada benar-benar melepaskan diri dari jalan ini.
Dalam
jajaran ideal, seorang aktivis sebenarnya dituntut untuk selalu memiliki
komitmen yang tinggi terhadap tujuan dari usaha mereka, untuk itu sebenarnya
suatu hal yang cukup penting untuk senantiasa dilakukan adalah bagaimana
cara membina diri untuk meningkatkan kualitas pribadi-pribadi yang ada,
dengan harapan terbentuk suatu pribadi yang dinamis, yang dari waktu ke
waktu, semakin meningkatkan kualitas diri, baik jasadi maupun rohani,
yang mana hal ini juga akan mampu meningkatkan keberadaan atau peran mereka
bagi organisasi, ataupun sebaliknya peran organisasi untuk perbaikan kualitas
diri mereka serta membentuk suatu kekuatan yang sinergis ketika mereka
sudah berbaur memadukan pemikiran dan amal (kerja) nyata dengan para aktivis
yang lain.
Adapun
dalam prakteknya, di antara para aktivis dakwah terjadi benturan-benturan,
yang seringkali memunculkan perbedaan-perbedaan yang cukup signifikan
untuk sebuah organisasi, tapi itulah rahmat dari Allah Swt, itu semua
adalah warna kehidupan. Tinggal bagaimana pribadi-pribadi itu menyikapi
semua warna yang ada dengan tetap mengedepankan ukhuwah (persaudaraan,
persatuan) dan menyadari itu semua hanya untuk mencari ridho Allah semata.
Ada
satu hal, yang bisa jadi merupakan pandangan orang kebanyakan, mereka
memandang para aktivis dakwah hanya melulu berurusan dengan masalah ritual
keagamaan (dalam pandangan mereka) saja, padahal kalau mereka mau melihat
lebih jauh dan lebih mendalam lagi, permasalahan yang dipikirkan dan diperjuangkan
adalah sangat kompleks dan beragam sekali, dan yang pasti itu semua bukan
hal remeh yang sekedar menjadi pembicaraan tanpa pemikiran dan solusi
yang nyata.Hal ini jugalah yang terkadang membuat enggan bagi mereka-mereka
yang semula memiliki ketertarikan untuk bergabung, akhirnya tidak jadi
dengan alasan, wahana yang ada kelihatan sempit dan susah untuk berkembang.
Demikian
adalah pandangan orang awam, tapi bagaimana dengan kita yang jelas-jelas
sudah mengetahui bahwa adalah suatu kewajiban yang tidak ada terkecualinya,
untuk selalu mengusahakan perbaikan secara terus-menerus di dunia ini,
minimal terhadap diri kita sendiri.
Saudaraku,
ada rasa kepuasan yang mendalam ketika kita sudah bisa melakukan kebaikan,
rasa kepuasan yang akan mengakibatkan kita semakin memiliki keinginan
untuk memberikan kontribusi yang lebih baik lagi, demi kebaikan umat ini.
SEMPURNAKAN
HIDUP DENGAN NIAT IBADAH
"Dan
Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi
pada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir." (Al Jatsiyah : 13)
Manusia
menduduki tempat tertinggi di muia bumi. Allah swt telah menundukkan apa
yang ada di langit dan di bumi untuk keperluan mereka. Jika Allah swt,
seperti disebut dalam ayat di atas, menundukkan bumi dan langit dengan
segala isinya untuk manusia, berarti manusia lebih tinggi derajatnya dan
lebih mulia dari langit dan bumi. Hal ini juga sudah difirmankan Allah
swt : "Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara
keduanya dengan bermain-main. Kami tidak men-ciptakan keduanya melainkan
dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (QS. Ad-Dukhaan
: 38 - 39)
Sejak
detik pertama Allah mengumum-kan kelahiran manusia, Allah memerintahkan
pada malaikat untuk bersujud kepada Adam sebagai pertanda bahwa manusia
menempati kedudukan terhormat di sisi Allah swt. Al-Qur`an menyebutkan
: "Dan sesungguh-nya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka
di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik baik
dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempur-na atas kebanyakan
makhluk yang telah Kami ciptakan." (QS. Al-Isra : 70)
Atas
dasar inilah Islam memandang umat manusia sebagai makhluk yang mulia.
Lalu, apa tugas manusia sebagai makhluk yang dimuliakan oleh Allah swt?
Allah membatasi tugas manusia di planet bumi adalah untuk beribadah. "Dan
tidaklah Aku menciptakan jin dan manu-sia melainakan supaya mereka menyem-bah-Ku.
Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki
supaya mereka memberi Aku makan." (QS. Adz-Dzariyat : 56 : 57) Ibadah
dalam Islam mencakup seluruh aspek kehidupan. Sholat, berziarah ke rumah
sanak keluarga, adalah ibadah. Sampai-sampai memalingkan mata dri pandangan
yang harampun termasuk ibadah. Bertindak adil dalam menentukan hukuman
adalah ibadah. Mengenakan jilbab bagi kaum wanita adalah ibadah. Jujur
dalam jual beli dan jihad di jalan Allah adalah ibadah. Bahkan makan,
minum serta merawat cinta kasih antara suami isteri pun adalah ibadah.
Demikian juga perkataan, gerak, langkah serta niat baik dan benci karena
Allah merupakan ibadah. Ringkasnya, tak ada pemisahan antara ibadah dan
aktivitas keduniaan dalam Islam. Sem-ua perbuatan itu menjadi iba-dah
di sisi Allah bila diniatkan semata-mata karena mencari dan mencapai ridha-Nya.
Melaksanakan
semua per-intah yang tertulis dalam al-Qur`an dan sunnah serta menjauhkan
larangan yang tertulis di dalam keduanya adalah ibadah. Semua gerak dan
langkah dalam hidup ini adlah ibadah.Ibadah menca-kup semua aktifitas
manusia bila diiringi dengan niat yang benar untuk mencapai ridho Allah
swt.
Dengan
demikian, nilai suatu perbuatan dalam pandangan akidah Islam dilandasi
niat dan dorongannya, bukan dari hasilnya. Hasil suatu perbuatan berada
di tangan Allah dan karenanya ganjaran perbuatan seseorang tidak tergantung
pada hasilnya, tetapi pada niat yang ada di dalam hati. Dari sini pula,
seseorang tidak diwajibkan menantikan buah dan hasil perbuatannya.
Niat
yang benar juga harus dilanjutkan dalam amal yang benar pula. Setelah
niat seseorang telah lurus, pekerjaan yang dilakukan pun tidak boleh melewati
pagar dan batasan yang benar pula. Tak ada kamus "tujuan menghalalkan
cara". Seorang muslim tidak dibenarkan menggunakan cara keji demi mengapai
tujuan dan cita-cita mulia. Seorang muslim juga tidak boleh bermain curang
dalam ujian demi mendapatkan ijazah meskipun dengan ijazah tersebut ia
ingin berkhidmat untuk Islam.
Prof.
Muhammad Aassad, seorang pemikir besar bangsa Austria yang meninggalkan
Kristen dan memeluk Islam berkata, "Islam tidak menganggap kehidupan sebagai
sesuatu kebetulan dan kebiasaan rutin yang terlepas dari kehidupan akhirat.
Semua itu merupakan kesatuan yang sangat erat. Penghambaan kepada Allah
swt dengan arti yang sangat luas menciptakan arti kehidu-pan manusia yang
sebenar-nya. Pengertian inilah yang memungkinkan manusia men-capai makna
kesempurnaan dalam hidupnya di dunia. Islam tidak menghalangi ma-nusia
yang ingin mencapai kesempurnaan hidup setelah matinya syahwat badani.
Dalam pandangan Islam ibadah tidak terbatas pada sholat dan puasa saja,
tapi mencakup seluruh kegiatan manusia. (mn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar