Oleh : Julida Fisma
Ketua Umum PC IMM Aceh Barat Daya
Setiap pemimpin tentu ada masanya, setiap masa
tentu akan berakhir, ungkapan sederhana, namun mengandung ribuan makna,
lalu apa kaitannya dengan kasih terselimuti? Jawabannya ada ,akan
tetapi punya siratan dan kiasan makna tersendiri. Kasih disini
merupakan wujud perbuatan yang di berikan secara sengaja untuk sebuah
harapan baru dan nyata, tetapi sering di
baluti oleh sejuta kepentingan-kepentingan yang tidak pasti, kasih
terselimuti bisa di kolerasikan dengan kepentingan apa saja, Dari mulai
kepantingan pribadi, golongan, kelompok dan lain sebagainya.
Sebuah
contoh sederhana, menjelang Musyawah Cabang Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah di Kabupaten yang berjulukan Negeri Breuh Sigupai yang
hanya tingga hitungan hari lagi menjadi momen yang “suci” untuk
transpormasi kader dalam menyambung estapet kepemimpinan. Tentunya di
sini akan adanya sebuah arena tempat Kontestan-kontestan berkompetisi
secara sehat tanpa ada cara-cara anti demokrasi, (kita harapkan seperti
itu), mereka yang bersaing adalah kader-kader yang berdedikasi tinggi
yang diawali oleh proses-proses dan berakhir dengan pemberian mandat
oleh Ikatan untuk menjalankan roda Organisasi.
Contoh sederhana di
atas adalah sebuah momen, bagi orang-orang yang punya kepentingan, baik
sesaat, maupun seterusnya, bersifat pribadi, kelompok dan sebagainya
esensialnya tetap pada koridor awalnya itu KEPENTINGAN, namun perlu
digaris bawahi bukan kepentingan kalayak banyak sekalipun kata
kepentingan kalayak banyak itu juga diselimuti. Kita kembali ke pokok
persoalan terkait dengan Judul KASIH TERSELIMUTI.
Disini akan hadir oknum,tokoh-tokoh,senior-senior
dan Kanda-kanda yang seolah-olah menjadi juru penyelamat bagi Ikatan
dimaksud, namanya juga sesepuh, tentu retorikanya bisa mematahkan setiap
sudut pandang orang lain sekalipun rasional. Disitu sang TOKOH akan
menebarkan angin segar yang mampu menina bobokkan segenap bawahan or
juniornya yang masih mempunya pengalaman organisasi dangkal, kalau dalam
bahasa ENGLISHnya “ DI PEUBODOH-BODOH” alias di pengeut, saya tidak
mengatakan itu benar tapi begitu adanya.
Untaian kata
MENYELAMATKAN, SAYANG terhadap oragnisasi gencar di alamatkan dan di
bicarakan disaat berinteraksi dengan sejumlah kader-kadernya, kata “
menyelamatkan, sayang, bisa di artikan sebagai Sebuah “KASIH” atau
“KEPEDULIAN” atau “RASA CINTA “ yang cukup mendalam terhadap
organisasi. Bermodalkan kata-kata dan sikap “sok suci” tersebut akan
menghasilkan puluhan pengikut, wow liciknya. Secara tidak langsung di
arena musyab akan biasa mengakomodri kepentingannya dengan menitipkan
orang-orangnya di Struktural nantinya, sebagai bentuk kepedulian”mereka”
untuk menyelamatkan organisasi dari tangan-tangan orang yang menurut
mereka tidak layak memimpin roda organisasi tepatnya orang nomor satu
dalam Ikatan, berpijak pada Analisis Swot keliru persi mereka.
Disini kita akan ada sebuah PERBEDAAN dan perbedaan ini harus benar
–benar cermat dinilai dan diteliti, saya yakin hanya orang-orang yang
berdedikasi tinggi yang mampu mencermati secara bijak perbedaan ini,
Kita coba bandingkan Yang mana sebenarya oknum Tokoh, senior, dan kanda
kanda yang benar-benar loyal terhadap organisasi dan Tokoh,senior, kanda
yang bermulut dan bersikap manis saja padahal mempunyai sejuta
kepentingan.
KITA BUKTIKAN :
Oknum Senior, Tokoh, dan Kanda yang
mengatakan sayang, cinta dan loyal terhadap oragnisasi yang bermain di
belakang layar dan menitipkan orang –orangnya dalam structural formatur
atas nama PENYELAMATAN Organisasi, apakah orang –orang ini yang benar
benar loyal terhadap organisasi????
Atau ada Oknum Senior, tokoh dan Kanda yang hanya memperhatikan dari luar saja tanpa bermain dan meng interpensi juniornya???
Tentu jawabannya ada pada diri kita masing-masing, akan tetapi bagi
saya, Senior, Kanda dan tokoh yang bermain di Arena musyab sekalipun itu
meng atas namakan PENYELAMATAN itu adalah Senior, Kanda dan tokoh yang
menghacurkan organisasi, dan melecehkan uniform ikatan dan itulah
orang-orang yang dimaksud dengan KASIH TERSELIMUTI. Percaya atau tidak
tergantung pada prinsip masing-masing.
Saya berharap kepada senior,
tokoh dan kanda untuk tidak mempraktekkan KASIH TERSELIMUTI di arena
Musyab nantinya, Biarkan kebebasan berdemokrasi secara sehat sesuai
dengan keinginan mereka tanpa sedikitpun adanya interpensi, jika ingin
Organisasi or Iktan ini jaya dan bermartabat untuk yang akan datang, dan
saya cukup yakin jika para senior, kanda dan tokoh sepakat dengan karya
kecil ini.
Kebebasan demokrasi beda dengan demokrasi interpensi,
saya juga percaya bahwa peserta musyab punya niat baik untuk
melaksanakan proses selektif tanpa adanya interpensi sedikitpun.
Bilahifisabilihaq Fastabikhul Khairat