Jumat, 22 Februari 2013

IMM Abdya Nilai Bupati Jual Aset Sejarah

Mizan Kabid Hikmah 


  
       PC IMM Abdya





Blangpidie, Terkait dengan akan dibangunnya pandapa Bupati di lapangan bola kaki persada blangpidie oleh Bupati Aceh Barat Daya, Ketua Umum Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiya Aceh Barat Daya (PC-IMM Abdya) Rusman, Melalui Ketua Bidang Hikmah PC IMM Abdya IMMawan Mizan menilai bahwa bupati Aceh Barat Daya Ir.Jufri Hasanuddin, MM telah menghilangkan Aset Bersejarah yang cukup berharga bagi masyarakat Kabupaten Aceh Barat Daya, sebuah kabupaten yang berjulukan Nagari Breuh Sigupai.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Bidang Hikmah Mizan Kepada AbdyaNEWS (Kamis, 20/02) usai shalat dhuhur di mushala Perguruan Tinggi Muhammadiyah (STKIPM) Aceh Barat Daya (Abdya), Menurutnya pendirian pendapa bupati dilapangan persada blangpidie merupakan sebuah pemikiran yang tidak produktif karena selain lapangan bola kaki masih luas tanah di Kabupaten abdya ini, kenapa mesti di lapangan bola kaki tanyanya.
            Dirinya menambahkan jika bupati bersikeras untuk mendirikan pendapa ditempat dimaksud tentu akan menuai segudang masalah, pasalnya bupati harus meminta persetujuan kepada seluruh masyarakat Aceh Barat Daya. Selain harus meminta izin kepada masyarakat ini juga menjadi sebuah pertimbangan karena lapangan persada juga merupakan aseh sejarah yang cukup berharga.
            Terakhir dirinya mengatakan jika bupati juga bersikeras untuk mendirikan .IMM Abdya bersama mahasiswa dan masyarakat siap untuk mendatangi kantor Bupati Abdya sebagai bentuk protes dan sekaligus mempertanyakan tentang pendirian pendapa di tempat bersejarah itu.  Tandas Mizan dengan nada Marah. Hingga berita ini diturunkan bupati abdya belum bisa di hubungi. (AbdyaNEWS)

Kamis, 21 Februari 2013

Medan : Bakar Bendera IMM, Tiga Mahasiswa UMSU Disidang

19 February, 2013

MEDAN- Tiga orang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Gusti Yonanda, M Rizal Pahlevi dan Edi Gunawan (Berkas terpisah) menjalani persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Medan, Senin (18/2). Ketiga terdakwa duduk di kursi pesakitan karena membakar bendera pataka Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) UMSU.
Akibat perbuatannya, ketiga mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMSU ini terancam hukuman 5 tahun penjara. Dalam sidang dengan agenda pembacaan dakwaan yang dilanjutkan dengan mendengarkan keterangan saksi disebutkan, pembakaran
bendera IMM ini terjadi pada 16 November 2012 silam. “Karena merasa kesal dengan anggota IMM, masing-masing terdakwa kemudian membakar bendera IMM dengan mancis hingga menjadi abu,” kata Jaksa Penuntut Umum (JPU) Artha Rohani Sihombing, Senin (18/2) di ruang Kartika PN Medan.
Setelah melakukan pembakaran, lanjut jaksa, ketiga terdakwa lalu mengupload foto pembakaran itu, dan menjadikannya profil pada handphone Blackberry Messanger terdakwa M Rizal Pahlevi. “Kami lagi duduk-duduk di basecamp. Trus sewaktu saya lihat handphone Blackberry saya, saya melihat ada bendera IMM dibakar. Lalu saya dengan teman-teman saya mendatangi mereka (terdakwa),” kata saksi Gio yang merupakan kader IMM UMSU ketika dihadirkan JPU di persidangan.
Lanjut saksi, setelah bertemu dengan ketiga terdakwa, saksi Gio kemudian menanyakan maksud para terdakwa membakar pataka bendera IMM. “Saya dan teman-teman sempat menanyakan alasan pembakaran bendera (IMM) itu. Tapi mereka jawab, katanya cuma iseng,” kata saksi di hadapan majelis hakim yang diketuai Wasbin Simbolon.
Merasa tak terima bendera kebesarannya dibakar, saksi bersama Ketua IMM Kota Medan Fahri Mizan kemudian membuat pengaduan prihal pembakaran tersebut. Usai mendengarkan pembacaan dakwaan dan keterangan saksi, majelis hakim kemudian menunda persidangan hingga pekan depan dengan agenda saksi lainnya. Dalam kasus ini, masing-masing terdakwa dijerat Pasal 170 KUHPIdana dengan ancaman 5 tahun penjara. (far)

Sumber : http://www.hariansumutpos.com

Rabu, 13 Februari 2013

RUSMAN PIMPIN IMM ABDYA

BLANGPIDIE - Rusman akhirnya berhasil terpilih sebagai Ketua Umum Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC-IMM) Abdya Priode 2013-2014, dalam Musyawarah Cabang (Musycab) VI, yang berlangsung secara demokrasi di Aula Guest House Khana Pakat, Blangpidie, Senin (11/02). Panitia pelaksana Musycab PC IMM Abdya, Mizan menjelaskan pelaksanaan Kegiatan Musycab tersebut berlangsung selama dua hari, Senin dan selasa di aula Arena khana pakat Blangpidie. dalam pelaksanaan musyawarah tersebut rusman yang sebelumnya berposisi sebagai Kabid pemberdayaan ekonomi PC IMM Abdya berhasil terpilih sebagai Ketua Umum PC-IMM Abdya priode 2013-2014 secara aklamasi.


Ada tiga pasangan kandidat yang muncul, masing-masing Rusman, Zulfahmizar, dan Ulfan Zauhari. Musyawarah ini merupakan agenda penting yang dihadiri seluruh Pimpinan Komisariat IMM se-Abdya, dan IMM sebagai organisasi kader harus senantiasa melakukan regenerasi kader, musyawarah ini merupakan simbol bahwa akan lahir pemimpin-pemimpin bagi persyarikatan, umat dan bangsa nantinya,” jelas Mizan.

Sementara itu, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Aceh Barat Daya , Drs. Ramli Bahar dalam sambutannya menyatakan, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah organsiasi yang berbeda dengan organisasi lain.

IMM dalam setiap pelaksanaan kegiatannya selalu dimulai dengan segala keterbatasan. Karena IMM besar karena segala kekurangannya.

Inilah miniature perjuangan yang sesunggunhnya, yang mau melakukan kegiatan meskipun dengan segala kekurangan, dan dianalogikan pemimpin itu ibarat seekor ikan, ikan itu membusuk dari kepala dulu, begitu juga dengan pemimpin, baik atau tidaknya lembaga tergantung pada pemimpin,” paparnya, pada kesempatan yang turut dihadiri oleh Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Propinsi Aceh, Azhar itu.

Rusman yang ditanyai AbdyaNews secara terpisah menyatakan, IMM sudah saatnya menorehkan tinta emas dalam membangun peradaban yang lebih baik lagi sebagai organisasi kemahasiswaan.

Terkait dengan itu dirinya akan mengedepankan tradisi intelektual dan dakwah dalam mengoptimalkan kinerja organisasi nantinya

Untuk diketahui, Musycab tersebut merupakan musyawarah tertinggi di tingkatan cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang merupakan agenda rutinitas tahunan dan harus dilaksanakan setiap satu kali setahun. Pelaksanaan musycab ini tidak hanya sebagai agenda seremonial pergantian kepemipinan, tetapi yang jauh lebih penting dari semua itu adalah Musycab sebagai langkah evaluasi sekaligus refleksi program kerja organisasi selama satu tahun kepengurusan sebelumnya.(AbdyaNEWS)

IMM Abdya Gelar Musyab Ke V

PIMPINAN Daerah Muhammadiyah (PDM) Aceh Barat Daya Ramli Bahar melarang Ikatan Mahasiswa Muhammadyah (IMM) digiring ke partai politik.
Hal ini disampaikannya saat membuka acara Musyawarah Cabang (Muscab) ke V  Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Abdya (PC IMM Abdya). Senin 11 Februari 2013.
"Kalau mau berpolitik itu secara pribadi jangan bawa IMM ataupun organisasi Muhammadiyah. Saya katakan sekali lagi, IMM tidak boleh berpolitik,” ujar dia di lantai II Aula Guest House Khana Pakat, Blangpidie.

Selain itu, dia menyambut baik Musycab ini karena melalui kegiatan tersebut mampu melahirkan pemimpin yang baik dan tidak keluar dari aturan organisasi.
“Sehingga mampu mengembangkan Muhammadiyah secara organisasi hingga ke pelosok,” kata Ramli Bahar yang juga sebagai Sekda Aceh Barat Daya tersebut.
Acara ini dihadiri oleh Wakil Bupati Aceh Barat Daya Yuslizar Razali, Wakil Ketua DPRK Abdya Elizar Lizam, anggota DPRK Abdya Afdhal Jihad, Dandim 0110 Abdya, Ketua KIP Abdya Nazli, Inisiator Forum Pengembangan Partisipatif Masyarakat (FPPM) Abdya Fadhli Ali, DPC LOGICA 2 Harmansyah, Ketua KNPI Abdya Jufri Yusuf, Ketua DPD IMM Aceh Azhar dan 5 orang pengurus.
Sementara dari partai politik juga hadir ketua PKS Abdya, Ketua NasDem Abdya, Hanura Abdya dan mahasiswa serta pengurus kampus STKIP Muhammadiyah dan STIT Muhammadiyah Abdya.


Sementara Ketua Umum PC IMM Abdya Julida Fisma dalam sambutannya,
menyampaikan Ikatan Mahasiswa Muhammadyah (IMM) merupakan organisasi gerakan mahasiswa yang memberikan kontribusi dalam setiap dinamika perjalanan bangsa.
Hal ini disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Cabang IMM Aceh Barat Daya (Abdya), Julida Fisma dalam sambutannya di acara Musyawarah Cabang IMM Abdya, Senin 11 Februari 2013.
Acara ini digelar di lantai II Aula Guest House Khana Pakat yang berada dijalan Iskandar Muda kota Blangpidie sekira pukul 10.00 WIB.
lebih lanjut Julida Fisma mengharapkan kader-kader IMM untuk bersatu mewujudkan cita-cita demi membangkitkan Aceh Barat Daya. Hal itu, kata dia, sesuai dengan tema musyawarah tersebut yaitu Kristalisasi Gerakan Intelektual Menuju Aceh Barat Daya Bangkit.
Hal senada disampaikan Ketua DPD IMM Aceh, Azhar. Dia mengatakan berorganisasi memerlukan landasan perjuangan.
“Berorganisasi tidak semata-mata menurut kita, tetapi hal tersebut memiliki landasan. Jangankan kita, Rasulullah juga memakai landasan apalagi kita manusia biasa,” ujar dia.
DPD IMM Aceh mengakui selama ini IMM Abdya sangat eksis.
“Kita akui bahwa IMM Abdya sangat eksis selama ini. Apakah sebatas ekpos media atau membangun gerakan,” ujar Azhar.
DPD IMM Aceh, kata dia, akan terus melakukan konsilidasi dan penguatan organisasi. Selain itu, dia meminta Pemerintah Daerah Aceh Barat Daya agar membina secara fungsional kepada organisasi kepemudaan tersebut.
"Kalau tidak, hal ini juga bisa membuat daerah kita sama dengan daerah-daerah lain," kata dia.

Rabu, 06 Februari 2013

Merasa tak di Hargai Belasan Kader IMM terobos ruang Ketua DPRK Abdya

Blangpidie. Belasan kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) datangi ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Barat Daya (Abdya), kehadiran mereka ke gedung dewan tersebut di duga karena kekesalan terhadap perilaku dan sikap ketua dewan yang sering ingkar janji terhadap mahasiswa. setiba di ruangan dalam gedung DPRK Abdya, kader IMM disambut langsung oleh Ketua DPRK Abdya M.Nasir dan langsung di bawa keruang kerjanya untuk berdiskusi terkait persoalan yang dihadapi.

                Saat memasuki ruangan ketua dewan Abdya itu, terlihat sudah ada beberapa orang yang menunggu seperti Asisten pribadi dan salah seorang Sekretaris yang sedang membuka lembaran buku agenda surat, mereka yang datang Ketua Bidang Hikmah PC IMM Abdya beserta belasan Kader lainnya. Tanpa mengurangi rasa hormat Zulfahmizar langsung membuka forum dialogis dengan Ketua Dewan terkait dengan Persoalan yang sedang mereka hadapi.
                Dalam kesempatan itu, Zulfahmizar mempertanyakan kinerja para sekretariat DPRK Abdya yang bekerja di bagian umum, dan mempertanyakan sikap ketua DPRK dalam menampung setiap pengaduan mahasiswa. “ass.langsung saja pak ketua dewan yang terhormat, kami kader imm abdya mempertanyakan terkait kinerja teman-teman yang ada di bagian umum, kenapa ini saya tanyakan karena terkait dengan adanya proposal imm yang sudah diagendakan tetapi saat ingin di telusuri kembali proposal imm sudah tidak ada lagi (hilang). Kedua  kami sudah berkali-kali mengajukan proposal kepada bapak secara langsung, karena ada sebuah ketakutan “nanti hilang lagi kalau di agendakan”kami pikir lebih baik secara langsung akan tetapi yang kami ajukan secara langsung juga  tidak tau kemana?” ulas Zulfahmizar.
                Mendengar pertanyaan tersebut ketua DPRK Abdya M.Nasir.SH, menjawab sekaligus memanggil asisten pribadinya mengecek kebenaran yang sesuai lontaran pertanyaan tersebut, sambil menunggu kepastian dari aspri, Nasir menjawab pertanyaan kedua, kita sangat serius menangani permasalahan mahasiswa apalagi IMM yang selama ini cukup eksis dalam menyuarakan kebenaran, tentu tidak mungkin saya melihat IMM sebelah mata. Adek adek imm tau saya saat ini serba kekurangan jadi tolong dimengerti dan saya tidak saja melayani Mahasiswa tetapi juga masyarakat, saat ini saja hampir segudang proposal yang saya terima, wajar saja kalau saya lupa. “ saya mengerti keadaan adek-adek, sebab saya dulu juga mahasiswa, saya cukup mengerti, prosedur yang saat ini berlaku adalah bertahap yang kita dahulukan yang awal dulu “Jelas nasir dengan khas Acehnya.
                Mendengar jawaban tersebut Sejumlah kader bertanya secara prontal “ kalau itu jawabannya berati, tidak jelas prosedur yang berlaku di DPRK Abdya, Kita terima alasan tetapi harus ada kepastian yang jelas,misalnya ada atau tidak, ini tidak, besok,besok dan besok, kalau bapak ingin membantu ya jangan seperti itu, masak 4 proposal IMM masuk ke DPRK Abdya sekalipun tidak pernah ada bantuan, ini ada apa??? Yang tidak enaknya kami dengan semua proposal IMM Abdya Hilang di Institusi DPRK,
                Pada kesempatan yang sama tiba-tiba Aspri melaporkan Kalau Proposal IMM sudah tidak ada lagi, hilang, yang ada cuma 1 dari tiga proposal yang di ajukan pada 4 Maret 2012, sedang yang 3 lagi hilang entah kemana.
Mendengar penjelasan asistennya ketua DPRK M.Nasir terlihat gugub dan membenarkan bahwa ada proposal IMM Aceh Barat Daya hilang tidak tau kemana, atas kesalahan tersebut M.Nasir selaku ketua Dewan Kabupaten Abdya meminta ma’af kepada kader IMM Abdya, dirinya berjanji akan mencari agar proposal tersebut bisa di dapatkan kembali.
                saya mohon pengertian adek-adek IMM, kehilangan itu bukan di sengaja tetapi maklumlah terlalu banyak hal yang harus saya pikirkan, proposal kenduri maulid sampai proposal mahasiswa, dari mulai kecamatan Manggeng hingga Keujung babahrot ( Sambil memperlihatkan sebuah proposal berlambangkan duasingga ) untuk itu saya minta ma’af kepada adek-adek dan persoalan ini saya berharap tidak perlu diperpanjang” begitu elak M.Nasir sambil meminta ma’af”.
                Mendengar ucapan pembenaran  Ketua DPRK Abdya M.Nasir atas hilangnya beberapa proposal IMM yang telah di agendakan, Baidullah selaku Ketua Bidang Organisasi dan Mizan, secara bersamaan begitu mudah bapak meminta ma’af itu sama halnya bapak tidak menghargai hal pemikiran Kader IMM, Perlu bapak tau Proposal IMM Yang kami ajukan bukan kepentingan pribadi kami!!! Tapi ada kaitannya dengan kepentingan bersama, seperti seminar sehari denga thema“menanti gebrakan dari pemerintah baru abdya” itu bukan kepentingan kami, dengan adanya seminar kita undang keucik dan tuha peut gampoeng untuk berdialogis terkait dengan mau dibawa kemana abdya ini, lihat saja hampir 200 hari lebih belum jelas arah pembangunan 5 tahun Kedepan.
                enak sekali kalau minta ma’af seperti itu, kegiatan ini bukan untuk pribadi kami tetapi ada kaitannya dengan aceh barat daya” tandas mizan dengan suara agak nyeleneh.
                Sementara Sekretaris Umum PC IMM Abdya Menambahkan sekaligus mengusulkan, agar persoalan ini dicukupkan saja, dan dirinya berharap kejadian ini hanya dirasakan oleh imm abdya saja, tidak terjadi pada masyarakat abdya, “ kita berharap kejadian in menjadi bahan pembelajaran kedepan untuk sebuah perbaikan tanpa terulang lagi
                Kehadiran kader imm Abdya kegedung DPRK Abdya sekira jam 9.30 Wib, dan setelah terjadi dialogis yang alot dan mendengar permintaan maaf ketua dprk Abdya Kader imm abdya, membubarkan dan meminta izin keluar dari ruangan ketua dewan Abdya pada jam 12.28 Wib.